Rabu, 20 Agustus 2014

FAJAR

keganduhannya berlegit akan sarapah pasir tergesir
kian puncak kian samarak triangnya
kan kembali dalam jabatan ketika sejanak berdiri?
ataukah diam dalam parasnya senyum?
segumpalan gegamnya kian melelehkan kasmaran bunga cintanya kepada sang sabda
tiadakah kegaduhannya kembali?
kankah pangkuannya kembali meraih?
ataukah sajaknya kian menyirat?
aaahhhhh....
aku tak mampu menyaksikannya kembali dan terdiam
aku tak mampu menatapnya
aku tak mampu meraihnya
aku hanya mampu bergumam
aku hny mampu menangkap ilusi2nya yang semakin menguasai sekujur roma
aku hny mampu menggoreskan dibait pertama dalam bayangannya
biarkanlah aku mampu dalam cerminmu tak mampu menangkapmu dalam fajar