Saat itu udara pagi dengan lembut membangunkanku...
entah mengapa pintu kamar sudah setengah terbuka, mungkin mama atau ade yang biasa masuk kamar untuk mengecek apakah aku masih tidur atau belum dan untuk mengecek apakah laptopku sudah dimatikan atau belum. Kebetulan jika menghadap ke arah luar pintu dari kamar, langsung nembus bisa melihat ruang tv dan dapur walau ga keseluruhan..
Aku menengok ada mama yang sibuk di dapur dengan pakaian dasternya.
Aku menengok lagi ada papa yang dengan kusyuknya menonton berita pagi2 dengan kopi panas dihadapannya.
Aku menengok kembali ada ade yang sedang asyik memantau komputernya untuk bermain game.
Ketika itu aku tersadar.. waktu itu tidak mempunyai ruang, waktu selalu mempunyai hari2 selanjutnya,detik2 berikutnya, bahkan tahun2 yang sedang dinanti, waktu memiliki ruang tanpa batas... Tapi aku, mama, papa, dan adeku yang mempunyai batasan waktu. Aku tersadar, hari2 yang akan dilalui bersama keluarga akan cepat berlalu dan hanya tinggal kenangan yang akan menjadi sebuah kisah klasik dimasa depan.
Terbesit ingatan masa lampau ketika aku pernah membantah perintah mama dan perilaku yang membuat papa jengkel.. ketika mereka meminta tolong tapi aku tidak segera menolong malah asyik mengurusi diriku sendiri yang tidak penting seperti bermain game atau sekedar menonton tv.
Aku juga teringat ketika aku sakit sang mama dan papa dengan repotnya menanyakan keadaanku dan menjagaku siang malam, entah apakah mereka letih atau tidak tapi mereka tetap menjagaku disaat aku sedang sakit, padahal mereka tergolong orangtua yang pekerja keras tapi benar2 tidak lupa terhadap tanggung jawabnya sebagai orangtua untuk menjaga, melindungi, dan merawat anak-anaknya.
Aku teringat ketika dulu aku ikut studytour SMA.. mama selalu menanyakan bagaimana keadaanku apakah aku sudah makan atau belum dan dimana keberadaanku, dan ternyata papa ada disamping mama untuk menunggu jawabanku, papa memang jarang menanyakanku dengan mengirimiku sms atau telepon tapi ternyata papa masih tetap bertanya lewat mama.
Dan aku masih sangat teringat ketika aku sedang sedih bahkan air matapun tak sanggup berhenti, saat itu ada mama yang menghampiriku dan memelukku dengan erat, rasanya damaaaiiii banget... dan mama membisikan kata ditelingaku "sabaaarrr".. magic apakah itu langsung perasaanku sedikit lega, dan air mataku di usap oleh mama sambil memberikan senyuman kepadaku.
Aku ingat ketika papa bilang "yaudah mau diapain lagi, udah terjadi mau gimana lagi, kk sabar aja dan harus lebih berhati-hati lagi berarti".. kalimat tsb terlontar ketika aku sedang menangisi kehilangan hp dan barang elektronik lainnya, kecerobohan dan kepolosanku tidak jarang menjadi petaka terhadapku. Papa memang tidak memeluk untuk membuatku berhenti menangis, tapi papa punya cara untuk membuatku lebih mengerti untuk tegar dan belajar dari pengalaman.
Sekarang mereka sudah separuh baya, sudah sering sakit-sakitan, raut wajah mereka sudah semakin jelas dengan gores-goresan keriput yang menandakan mereka semakin menua, warna putih saljunya semakin terlihat jelas menempel dirambut mereka, dan gerak jalannya semakin melambat.
"kakaaaaaaaaaaaaa! banguuuuunn.." hahaha ternyata suara mama tetap terlantang dengan jelas ditelinga. Dan segera aku menghampiri beliau. Langkah kakiku melewati adeku yang sedang main komputer, melewati papaku yang kusyuk didepan tv, dan sampailah aku di samping mama dengan kompor lengkap penggorengan dihadapan beliau.
Mulai saat itu, aku jadi lebih sering dan benar2 meluangkan waktu untuk keluarga karena aku benar2 ingin melawati masa2 senja bersama mereka... sebelum senja menjadi gelap dan malaikat meniup sangkakala.
Menatap wajah mereka lebih lama
Melihat senyuman mereka lebih lama
Mengawasi mereka
Menjaga mereka
Mematuhi mereka
dan Foto mereka diem2 :p
.: Mama papa sampaikan salam hangatku kepada senja ketika mereka merangkul kalian :.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar